BlogBugar, Berbagai kasus cedera yang terjadi di dunia olahraga, dewasa ini cukup meresahkan para pelaku olahraga tersebut. Bahkan hingga detik ini pun masih menjadi mimpi buruk bagi para atlet, termasuk pelatih yang terlibat di dalamnya.
Ironisnya dari berbagai
tragedi cedera yang menimpa banyak atlet, ternyata tidak dijadikan sebuah pelajaran. Masih ada para aktifis dunia olahraga yang kurang memahami pentingnya penanganan pertama untuk
cedera olahraga, serta rehabilitasi cedera. Esensinya adalah agar kelanjutan dari sebuah program latihan bisa selamat sampai tujuan.
Kami akan membagikan tips serta rekomendasi perlakuan terhadap penderita cedera olahraga secara tepat. Penanganan pertama pada cedera olahraga bisa dilakukan dengan
metode RICE:
- R [Rest]. Bagian tubuh yang mengalami cedera harus diistirahatkan terlebih dahulu / berhenti beraktivitas.
- I [Ice]. Bagian tubuh yang mengalami cedera dikompres dengan es.
- C [Compress]. Bagian tubuh yang mengalami cidera sebaiknya dibebat/dibalut dan ditekan agat tidak terjadi pembengkakan.
- E [Elevation]. Bagian tubuh yang mengalami cedera harus ditinggikan posisinya. Agar transportasi aliran darah bisa lancar kembali.
Selain itu dokter juga akan memberikan obat anti inflamasi non steroid yang berfungsi sebagai anti nyeri dan anti inflamasi/ radang.
Proses rehabilitasi cedera melalui dua fase:
1. Fase AkutSaat awal terjadinya cedera lakukanlah metode RICE, kemudian berikan obat-obatan guna mengurangi rasa nyeri, serta menggunakan alat bantu.
2. Fase Pemulihana. Terapi dengan menggunakan alat-alat modalitas seperti :
- MWD [MicroWave Diathermy]
- USD [Ultra Sound Diathermy]
- Laser
- TENS [Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation]
- EKG [Elektro Kardio Graph]
Alat-alat tersebut bertujuan agar otot-otot yang kaku mampu kembali berelaksasi. Misalnya alat MWD yang bertugas untuk memberikan efek relaksasi pada otot serta mengurangi rasa nyeri.
b. Terapi Latihan
Setelah melakukan latihan terapi pemulihan dengan alat-alat fisiotherapy, langkah berikutnya adalah melakukan conditioning. Maksudnya adalah pasien melakukan terapi latihan beban sebagai penguatan atas cidera yang diderita sebagai penyempurna rehabilitasi. Alat-alat serta berat beban bergantung pada berat / ringannya cedera, serta bagian mana yang terkena cedera.
Pasien yang diberikan treatment dengan alat fisioterapi di atas akan sembuh lebih cepat. Misalnya seorang atlet yang mengalami cedera ringan, apabila dalam teori seharusnya sembuh dalam waktu 10 hari, bisa dipersingkat menjadi lima hari.
sumber: sportku.com