BlogBugar, Pria yang makan-makanan bergorang sebaiknya berhati-hati. Sebuah penelitian mengungkapkan, mengonsumsi makanan yang digoreng secara teratur dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker prostat.
Beberapa penelitian sebelumnya telah mengatakan kalau mengonsumi makanan yang dibuat dengan metode memasak menggunakan panas tinggi seperti daging panggang, bisa meningkatkan risiko kanker. Dan ini merupakan penelitian pertama yang mengungkapkan risiko yang sama dengan cara menggoreng.
Janet L. Stanford, PhD, Direktur Program di Prostate Cancer Research, di Fred Hutchinson Cancer Research Center, menemukan, pria yang suka makan kentang goreng, ayam goreng, ikan goreng atau donat setidaknya seminggu sekali meningkatkan risiko
kanker prostat dibanding pria yang mengaku mengonsumi makanan tersebut sedikitnya sekali dalam sebulan.
Secara khusus, pria yang makan satu atau lebih dari makanan ini setidaknya seminggu sekali meningkatkan risiko kanker prostat sekitar 30 hingga 37 persen. Konsumsi mingguan makanan ini juga dikaitkan dengan besarnya risiko terkena kanker prostat yang lebih agresif.
Para peneliti mengontrol faktor-faktor seperti usia,
sejarah kanker prostat di keluarga, indeks massa tubuh dan sejarah skrining ketika menghitung hubungan antara makan
makanan bergoreng dan risiko kanker prostat."Hubungan antara
kanker prostat dan pilihan makanan gorengan tampaknya terbatas pada tingginya level mengonsumsi, yang didefinisikan dalam penelitian kami sebagai lebih dari sekali seminggu yang menunjukkan bahwa konsumsi secara teratur makanan bergoreng memberikan risiko tertentu untuk mengembangkan kanker prostat," kata Stanford seperti dikutip Zeenews, Selasa (29/1/2013).
Kemungkinan mekanisme itu di balik meningkatnya risiko kanker. Demikian hipotesa dari Stanford, termasuk fakta bahwa ketika minyak dipanaskan hingga suhu yang cocok untuk menggoreng, senyawa karsinogenik berpotensi terbentuk dalam makanan yang digoreng.
Senyawa itu termasuk dalam akrilamida (ditemukan dalam makanan yang kaya karbohidrat seperti kentang goreng), heterocyclic amines dan polycyclic aromatic hydrocarbons (bahan kimia yang terbentuk ketika daging dimasak pada suhu tinggi), aldehida (senyawa organik yang ditemukan dalam parfum) dan akrolein (bahan kimia yang ditemukan dalam herbisida).
Senyawa beracun itu meningkat dengan digunakannya kembali minyak dan semakin lamanya waktu penggorengan.
Makanan yang dimasak dengan panas tinggi juga mengandung advanced glycation endproducts (AGE) dalam tingkat tinggi, yang dikaitkan dengan peradangan kronis dan stres oksidatif. Gorengan dengan suhu tinggi merupakan salah satu yang mengandung AGE dengan konsentrasi tinggi.
Sebuah dada ayam yang digoreng dengan suhu tinggi selama 20 menit mengandum sembilan kali jumlah AGE dibanding dada ayam yang direbus selama satu jam.
Untuk penelitian ini, Stanford dan rekannya menganalisis dua data sebelumnya berdasarkan populasi studi kasus yang melibatkan 1.549 pria yang didiagnosa dengan kanker prostat 1.492 dengan kontrol yang sehat.
Pria yang ikut merupakan Kaukasia dan Afrika Amerika yang berusia 35-74 tahun. Peserta diminta mengisi kuisioner tentang diet asupan makanan yang biasa dikonsumsi, termasuk makanan gorengan.
Temuan itu dipublikasikan di The Prostate. (Mel/Igw)
sumber: news.liputan6.com